Wednesday, June 18, 2025

Sunday, March 20, 2016

Tokusatsu

Tokusatsu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Godzilla pada filmnya tahun 1954karya Eiji Tsuburaya yang penggunaan tokusatsu-nya terus berlangsung hingga kini.
Tokusatsu (特撮) adalah istilah dalam bahasa Jepang untuk efek spesial (efek khusus / efek visual) dan seringkali digunakan untuk menyebut film sci-fi/fantasi/horor live-action produksi Jepang.

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Istilah tokusatsu merupakan kependekan dari istilah tokushu satsuei (特殊撮影), sebuah istilah bahasa Jepang yang bisa diterjemahkan sebagai "special photography" yang mengacu pada penggunaan efek khusus (special effects). Biasanya, dalam sebuah film atau pertunjukan, orang yang bertanggung jawab untuk urusan efek khusus seringkali dipanggil dengan julukan tokushu gijutsu (特殊技術), yang berarti "special techniques" (istilah yang dulu digunakan untuk menyebut "special effects"), atau tokusatsu kantoku (特撮監督).
Dulu di Jepangtokusatsu sangat populer terutama di kalangan anak-anak. Tapi seiring berjalannya waktu, tokusatsu sempat mulai ditinggalkan. Banyak kalangan menilai,tokusatsu merupakan film yang ditujukan kepada anak-anak, meski realitanya, sebagian tokusatsu memiliki jalan cerita yang cukup kompleks yang sulit dipahami anak-anak. Selain itu, pamor tokusatsu kalah dibanding anime dan manga yang sekarang sudah sangat populer di seluruh dunia. Akan tetapi, hal itu tidak membuat para perusahaan pembuat tokusatsu menyerah. Mereka mengubah jalan cerita dari tokusatsu itu menjadi lebih lucu dan menarik untuk menggairahkan kembali tokusatsu yang sempat meredup.
Tokusatsu adalah salah satu bentuk hiburan Jepang yang sangat populer, dan memiliki banyak genre, misal Kaiju monster (seperti Godzilla atau Gamera), Kamen Rider (Ichigo, Nigo, hingga yang terbaru seperti Kamen Rider Drive), Metal Hero (Gaban Spielban), dan banyak lagi.

Tsuburaya[sunting | sunting sumber]

Eiji Tsuburaya (1901-1970) adalah salah satu tokusatsu kantoku terkenal di Jepang, dan dialah yang telah memproduksi dan memopulerkan karakter Godzilla and Ultraman. Tsuburaya bukan artis FX pertama, tetapi dia telah berhasil membuat pertunjukan efek khusus di Jepang menjadi sesuatu hal yang berbeda. Ketika memproduksi suatu film yang mempertunjukkan makhluk-makhluk raksasa (seperti monster, superhero, alien, dsb.), Tsuburaya biasanya menggunakan teknik yang melibatkan maket miniatur yang canggih, dan untuk monsternya biasanya menggunakan stuntman dengan kostum monster (sekarang disebut "Suitmation") atau boneka yang bisa diatur gerakannya (MothraDogora, etc.). Walaupun sekarang sudah banyak efek khusus yang menggunakan efek digital, metode tokusatsu Tsuburaya tetap dipergunakan sampai sekarang, dan sudah menjadi tradisi tersendiri.

Suitmation[sunting | sunting sumber]

Suitmation (スーツメーション) adalah istilah yang biasanya digunakan di Jepang untuk menyebut efek khusus yang menggunakan stuntman berkostum monster. Tidak ada yang tahu sejak kapan istilah itu digunakan; beberapa orang staf Toho sering menggunakan istilah itu untuk membedakan dengan teknik Dynamation (stop-motion) milik Ray Harryhausen. Istilah itu mulai banyak digunakan sejak film The Return of Godzilla.

Bahan Kostum[sunting | sunting sumber]

Kostum monster Godzilla biasanya dibuat dari latex, dengan ditambah berbagai macam lapisan (terutama lapisan tahan api). Kostum tersebut dibuat cukup tebal sehingga si pemakai tidak akan terluka oleh pancaran api dari mulut Godzilla. Gigi Godzilla pada awalnya dibuat dari kayu, tapi belakangan mulai digantikan oleh bahan resin. Kostum tersebut memiliki lubang kecil di leher yang memungkinkan sang aktor untuk melihat keluar. Bagian kepala dari kostum terdiri dari komponen mekanis yang bisa dikendalikan dari jauh untuk menggerakkan mata dan mulut.
Memakai kostum Gozilla merupakan siksaan tersendiri bagi para aktornya, terutama pada zaman dahulu, ketika studio produksi masih sangat panas dan belum dilengkapi AC. Kebanyakan aktor hanya sanggup memakainya selama 3 menit. Keadaan mulai berubah ketika studio Tsuburaya mulai menggunakan AC, dan sejak film Godzilla 2000: Millennium, sebuah selang oksigen diselipkan ke dalam kostum Godzilla melalui lubang kecil di bagian ekornya, selang tersebut langsung terhubung ke bagian leher kostum Godzilla, sehingga sang aktor pemakai bisa bernapas lega. Tsutomu Kitagawa, salah satu aktor yang pernah memakai kostum Godzilla, pernah mengatakan "sangat tidak dianjurkan bagi penderita claustrophobia untuk berperan sebagai Godzilla."
Sementara untuk kostum Ultraman biasanya menggunakan kostum ketat berbahan latex yang serupa dengan kostum yang digunakan oleh para penyelam. Helm Ultraman pada awalnya juga dibuat dari latex, tetapi kemudian diganti dengan fiberglass. Seperangkat alat elektronis memungkinkan mata dan Colortimer untuk menyala dan berkedip.Superhero dari Toei menggunakan bahan yang berbeda-beda untuk kostumnya, mulai dari bahan kulit, vinyl, sampai bahan kain. Sejak film Kagaku Sentai Dynaman, semua anggota Sentai memakai kostum spandex. Helm mereka dibuat dari fiberglass, dan memiliki alat pengait untuk membuka tutup helmnya.

Efek Khusus Lainnya[sunting | sunting sumber]

Teknik efek khusus Jepang tidak selalu hanya menggunakan aktor berkostum. Bahkan film Godzilla yang pertama diproduksi pada tahun 1954 menggunakan berbagai teknik yang cukup canggih pada waktu itu untuk menghasilkan efek khusus yang diperlukan. Selain menggunakan Suitmation Godzilla, Eiji Tsuburaya juga menggunakan berbagai macam boneka untuk efek khususk, baik boneka tangan, maupun boneka animatronic, yang bisa mengeluarkan kabut asap untuk menciptakan ilusi seolah-olah Godzilla menyemburkan napas radio-aktif. Tsuburaya bahkan pernah menggunakan teknik stop-motion untuk menggerakkan ekor Godzilla (kabarnya Tsuburaya sebenarnya menginginkan teknik stop-motion untuk semua adegan di film Godzilla, tetapi pihak Toho menolaknya, karena teknik stop-motion terlalu mahal dan dianggap buang waktu; Studio film Jepang pada umumnya hanya memiliki budget yang rendah dan jadwal produksi yang sangat padat).
Film-film Godzilla terbaru mulai menggunakan berbagai macam efek yang berbeda untuk menggerakkan monster-monster tersebut. Pada tahun '60-an, mereka menggunakan boneka mekanik berukuran kecil yang direkam dari kejauhan. Sejak tahun '80-an, mereka menggunakan teknik robotic animatronic supaya Godzilla bisa keliatan lebih hidup dan realistik (di film The Return of Godzilla mereka menggunakan "Cybot Godzilla" setinggi 6 meter dan mereka menggunakan boneka miniatur Godzilla di film Godzilla Vs. Biollante). Mereka juga menggunakan efek menyala pada sirip punggung Godzilla yang terbuat dari fibre reinforced plastic, dan bahkan di beberapa film terbarunya, mereka sudah mulai menggunakan CG untuk menciptakan efek tersebut.
Prinsip yang sama digunakan juga untuk film superheroes (pahlawan super) lainnya; Beberapa pahlawan super (seperti Kikaider dan Gavan) menggunakan komponen elektronik yang bisa menyala untuk keperluan close-up shot.

Penggunaan CGI di Tokusatsu[sunting | sunting sumber]

Supaya bisa bersaing dengan produksi Hollywood, film tokusatsu harus mulai menggunakan CGI. Film Heisei Gamera sudah menggunakan CGI sebagai efek khusus. Dan film-film Godzilla terbaru juga sudah menggunakan teknik efek khusus CGI. Teknik ini memungkinkan Godzilla untuk berenang di dalam air seperti ikan paus. Sekarang sudah banyak film superhero yang menggunakan CG, mulai dari adegan Ultraman terbang di udara, adegan henshin Kamen Rider, hingga ke adegan robot raksasa di serial Sentai, semua sudah menerapkan CG. Bahkan sejak zaman dulu, efek khusus CG sederhana sudah digunakan untuk beberapa efek optikal, misalnya efek tembakan laser, peluru kendali, dan efek ledakan.
Film tokusatsu lainnya yang sudah menggunakan CG antara lain Crossfire dan Casshern (remake dari serial anime tahun 1973 karya Tatsuo Yoshida).

Daftar Serial Tokusatsu[sunting | sunting sumber]

Adaptasi Serial Tokusatsu[sunting | sunting sumber]

Hak Tokusatsu[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  • Grays, Kevin. Welcome to the Wonderful World of Japanese Fantasy (Markalite Vol. 1, Summer 1990, Kaiju Productions/Pacific Rim Publishing)
  • Yoshida, Makoto & Ikeda, Noriyoshi and Ragone, August. The Making of "Godzilla Vs. Biollante" - They Call it "Tokusatsu" (Markalite Vol. 1, Summer 1990, Kaiju Productions/Pacific Rim Publishing)
  • Godziszewski, Ed. The Making of Godzilla (G-FAN #12, November/December 1994, Daikaiju Enterprises)
  • Ryfle, Steve. Japan's Favorite Mon-Star: The Unauthorized Biography of Godzilla. ECW Press, 1999. ISBN 1-55022-348-8.
  • Cassidy, John Paul. The Perception of Tokusatsu in America, 2005 (Blog Essay).
Mungkin bebrapa dari kita belum begitu akrab dengan yang namanya Tokusatsu, atau mungkin juga buat teman teman yang sudah tau apa itu Tokusatsu langsung menghubungkannya dengan Kamen Rider, Ultramen dan juga Sentai/Power Ranger......
Kali ini SeNo akan membahas apa yang dimaksud dengan Tokusatsu......

Tokusatsu atau tokushu satsuei adalah istilah dalam bahasa Jepang yang digunakan untuk special effects. Dalam sebuah film atau pertunjukan, ada orang yang bertanggung jawab untuk urusan efek khusus orang tersebut biasanya disebut dengan julukan tokushu gijutsu atau tokusatsu kantoku , yang artinya adalah special techniques  (istilah yang dulu digunakan untuk menyebut "special effects").

Dulu tokusatsu sangan populer dikalangan anak anak, akan tetapi kepopuleren dari tokusatsu tersebut mulai meredup diakibatkan banyak yang berfikir kalu tokusatsu tersebut hanya ditunjukkan untuk penonton yang masih anak anak dan juga pada saat itu tokusatsu meredup kepopulerannya diakibatkan karena anime dan manga lebih populer pada masa itu...

Tokusatsu merupakan salah satu bentuk hiburan yang sangat populer Jepang, hal ini disebabkan karena tokusatsu memilili banyak genre. Sebagai contoh adalah Kaiju monster (Godzilla atau Gamera), Kamen Rider (Ichigo, Nigo, Den-O, Fourze), Sentai (Kyouryuu Sentai Zyuranger) dan banyak lagi yang lainnya.

Teknik efek khusus Jepang tidak selalu hanya menggunakan aktor berkostum, masih banyak teknik teknik efek yang digunakan di Jepang, sebagai contonya adalah efek ledakan yang muncul setiap kali badan dari karakter tokusatsu dipukul, lalu ada juga teknik stop-motion yang digunakan untuk menggerakkan ekor Godzilla.

Untuk bisa bersaing dengan karya karya buatan dari Hollywood,tokusatsu menggunakan CGI. CGI atau Computer-Generated Imagery ("pencitraan yang dihasilkan komputer") adalah penggunaan dari grafik komputer 3D dalam sebuah spesial efek. CGI biasa digunakan sebuah film, acara televisi dan iklan, hal ini digunakan agar hasil yang sudah dibuat terlihat lebih menarik. Permainan video biasanya menggunakan grafik komputer waktu-nyata, akan tetapi hal ini juga disebut dengan "adegan tengah" (cutscene) yang telah dirender dan film-film pembuka yang mirip dengan penggunaan CGI, hal ini biasa disebut dengan  Full Motion Video (FMV). Contoh dari penggunaan CGI adalah pada saat Ultraman terbang,  pada saat adegan henshin / berubah Kamen Rider dan masih banyak lagi contoh contoh lainnya.

Berhubung SeNo lagi ngebahas soal Tokusatsu jadi sekalian SeNo mau ngebahas sedikit tentang salah satu serial populer dari Tokusatsu, Serial tersebut adalah............................................ Kamen Rider  (*^▽^*)

Kamen Rider / Pengendara Bertopeng / Ksatria Baja adalah cerita super hero yang diproduksi oleh TOEI, TOEI merupakan salah satu prusahaan yang memproduksi acara super hero super hero di Jepang. Diceritakan bahwa Kamen Rider adalah seseorang yang memiliki kekuatan khusus yang dapat merubah dirinya menjadi super hero yang memiliki kekuatan luar biasa, atal yang digunakan kamen rider untuk berubah adalah sebuah Belt/Henshin Belt/Driver yang memiliki kekuatan khusus . Kamen rider biasanya menggunakan motor sebagai kendaraan yang digunakannya. Kamen rider pertama kali muncul di TV Jepang adalah pada tahun 1971 sampai dengan tahun 1973, kamen rider tersebut yaitu Kamen Rider Ichigo & Nigo.

Tahun 2001 adalah tahun dimulainya generasi baru kamen rider atau yang biasa disebut dengan New Generation Of Kamen Rider, kamen rider yang pertama kali muncul pada saat itu adalah kamen rider Kuuga. Indonesia juga memiliki serial Tokusatsu yang keren, serial tokusatsu tersebut adalah  Bima Satria Garuda. 

Bima Satria Garuda ini bermula dari Dunia Paralel yang dikuasai Kerajaan VUDO dan berada di ambang kehancuran. Dunia Paralel ini adalah sebuah dunia yang hidup di dalam kegelapan abadi, di mana alamnya sudah tidak memiliki elemen sumber kehidupan karena ambisi kekuasaan dari Kerajaan VUDO. Rasputin(penjahat dari serial tokusatsu ini) adalah penguasa Kerajaan VUDO yang jahat dan kejam. Dia ingin mencari dunia lain untuk merebut segala sumber daya alamnya demi menghidupkan Dunia Paralel dan memperluas kekuasaan VUDO. Seorang ilmuwan di Bumi berhasil membuat sebuah portal yang bisa menyambungkan Bumi dan galaksi lainnya, sehingga akhirnya VUDO menemukan dunia lain yang bisa dikuasai. 

Bima Satria Garuda adalah hasil kerja sama MNC Media dengan Ishimori Productions. Ishimori Productions adalah perusahaan yang membuat serial Kamen Rider di Jepang. Bima Satria Garuda Ini diibintangi oleh Christian Loho sebagai Ray Bramasakti / Bima (Bima Satria Garuda), Rayhan Febrian sebagai Randy Iskandar (kakak kandung Rena), Stella Cornelia (JKT48) sebagai Rena Iskandar (adik kandung Randy) dan Adhitya Alkatiri sebagai Mikhail (pemuda misterius dari Dunia Paralel), Mikhail lah yang memberikan Power Stone Merah kepada Ray yang dapat merubah Ray menjadi Bima. Bima Satria Garuda ditayangkan di RCTI mulai tanggal 30 Juni 2013, setiap hari Minggu pukul 08.30 WIB dan akan tayangan ulang pada hari Sabtu pukul 15.00 WIB.

Berikut adalah beberapa foto Tokusatsu yang ada.......


Ultraman
  



Super Sentai





Kamen Rider

 
 



sumber:https://id.wikipedia.org/wiki/Tokusatsu , http://se-no-arigatou.blogspot.com/2013/07/tokusatsu-adalah.html ,  , http://setengahotaku.blogspot.com/2013/05/apa-sih-tokusatsu-itu-tokusatsu-adalah.html

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2025. Saya Membuat Blogging Ini Karena Saya Pengen - Posts · Comments